Ketika sedang merasa lelah, orang-orang menganggap bahwa hal itu terjadi karena sedang mengalami depresi. Namun, perasaan lelah sepanjang waktu bukan berarti seseorang sedang mengalami stres.
Banyak kondisi dan faktor penyebab kelelahan itu muncul. Dari gangguan suasana hati hingga masalah yang memengaruhi kesehatan fisik, seperti sindrom kelelahan kronis, kondisi kejiwaan dan medis ini merupakan beberapa penyakit paling umum terkait dengan kelelahan.
Namun, perlu dicatat bahwa banyak kondisi-kondisi ini memiliki gejala sama dengan gejala depresi. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman mengenai perbedaan gejala depresi dan faktor penyebab kelelahan.
Faktor psikiatri
- Depresi
Rilisan studi oleh Springerlink menghasilkan bahwa depresi terkait dengan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak dan sering dikaitkan dengan kelelahan.
Selain itu, kondisi ini juga dikaitkan dengan gangguan tidur dan juga berkontribusi secara signifikan pada kelelahan.
Ketika beberapa orang memiliki kesulitan untuk tertidur, beberapa malah tidur secara berlebihan. Dua hal ini merupakan gangguan tidur dan bisa meninggalkan perasaan lesu.
Sebuah penelitian rilisan oleh Psychiatry Online merilis gejala lain terkait depresi, seperti:
- Perubahan pada nafsu makan dan/atau perubahan berat badan
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan
- Kelelahan atau kehilangan energi
- Perasaan bersalah atau tidak berharga
- Kurangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati
- Suasana hati cemas, sedih, atau kosong secara berkelanjutan
- Kecemasan
Perasaan cemas dan gejala kecemasan sering diasosiasikan dengan perasaan khawatir dan kegugupan, dan bisa menyebabkan gangguan tidur. Selain itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan perasaan cemas.
Masalah tidur seperti insomnia juga dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan kecemasan, terlebih, jika tidak ditangani.
- Stres
Hal ini bisa menyebabkan seseorang melewati malam-malamnya tanpa tidur. Stres juga menyebabkan seseorang merasa kelelahan.
Temuan studi oleh Plos One menghasilkan jika ini dibiarkan, stres juga dapat merusak suasana hati. Selain itu, stres bisa menjadi pemicu gangguan depresi dan kecemasan.
Sama seperti perasaan cemas, stres bisa berkontribusi pada kekurangan tidur, dan kekurangan tidur bisa menciptakan stres. Sebagai contoh, seseorang merasa perlu untuk tidur untuk persiapan keesokan harinya, namun karena stres ia sulit untuk tidur karena khawatir tidak memiliki waktu cukup untuk tidur.
- Gangguan bipolar
Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrem dan menyebabkan gangguan tidur. Insomnia, mimpi buruk, dan siklus tidur-bangun tidak menentu, sering terjadi pada orang dengan gangguan bipolar dan menyebabkan kelelahan.
- Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
ADHD merupakan kondisi psikiatrik umum terjadi pada anak-anak maupun dewasa dan sering diasosiasikan dengan gangguan tidur. Orang dengan ADHD mungkin mengalami masalah tidur termasuk sulit untuk tidur, sulit untuk bangun, dan perasaan lelah serta mengantuk di siang hari.
Pola dan kebiasaan tidur biasanya diperhatikan saat menangani seseorang dengan ADHD. Sebuah penelitian oleh Journal of Pediatric Health Care intervensi untuk meningkatkan sleep hygiene dapat mengurangi keparahan gejala ADHD dan meningkatkan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.
Faktor kesehatan psikis
Isu kesehatan psikis seperti masalah thyroid atau sindrom kelelahan kronis menghasilkan gejala menyerupai depresi. Hal itu juga memungkinkan untuk faktor psikis lainnya seperti fibromyalgia, sleep apnea, atau gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau lupus, sehingga bisa menjadi faktor penyebab kelelahan sepanjang waktu.
Tips untuk mendapatkan energi lebih banyak
Dari rilisan artikel Harvard Medical School, terdapat beberapa kebiasaan bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur dan mendapatkan lebih banyak energi sebelum memulai hari.
- Olahraga secara rutin. Terdapat beberapa penelitian membuktikan bahwa dengan berolahraga secara rutin bagus untuk kesehatan mental dan psikis. Salah satunya rilisan studi oleh Frontiers in Psychology, berolahraga dalam jangka waktu 6 minggu menghasilkan perbaikan signifikan pada depresi, stres yang dirasakan secara keseluruhan dan stres karena ketidakpastian.
- Tidur siang. Tidur siang dengan durasi waktu 20 – 30 menit bisa memberikan waktu istirahat instan tanpa menghalangi kemampuan untuk tertidur di malam harinya.
- Menetapkan rutinitas sebelum waktu tidur. Sebelum tidur, ada baiknya mencari rutinitas untuk membantu melepas penat. Mandi atau berendam di air hangat, membaca buku, atau bermeditasi dapat membantu seseorang menenangkan tubuh dan pikirannya. Hal ini membantu untuk tidur dengan nyenyak, pastikan juga untuk membuat kamar tidur segelap mungkin.
- Hindari kafein, alkohol, dan minuman serupa sebelum tidur. Minum-minuman seperti kopi, soda, atau minuman serupa di sore atau malam hari bisa menyebabkan masalah tidur seperti sulit tidur dan tetap tertidur, seperti hal nya minum alkohol.
- Matikan gawai. Taruhlah gawai di ruangan terpisah dari ruang tidur. Menggunakan gawai sebelum tidur bisa membuat seseorang sulit untuk tidur. Buatlah kamar sebagai zona tanpa gawai, jika memungkinkan.
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!