Bagi generasi yang lahir di era pra internet, yakni era 90an tentu tidak asing dengan era keemasan media hiburan mulai dari acara TV, siaran radio, hingga media cetak seperti komik sampai berbagai macam majalah dan tabloid yang menjamur di segala segmen. Termasuk majalah game di Indonesia.
Meskipun terbilang masih terkungkung dalam keterbatasan teknologi informasi, terbukti dari hasil banyaknya survei era 90-an hingga 2000an awal adalah era yang paling sangat dirindukan oleh seluruh khalayak ramai. Bagaimana dengan Industri Gaming kala itu?
Di artikel kali ini saya mengajak pembaca Yunoya Media mengenal lebih dekat kiprah beberapa majalah game di Indonesia yang pernah hidup dan akrab di kehidupan kita hingga membentuk sebuah Lifestyle Pop Culture yang masih berkesinambungan hingga saat ini. Yuk kita mulai.
Disc 0: Before The Dawn of Times

Terus terang saja, budaya dan perkembangan industri gaming di Indonesia bisa dibilang agak sedikit terlambat masuk. Hal ini bisa dilihat dari tren kepemilikan mesin konsol game antara kurun waktu pertengahan tahun 80an-90an awal. Meskipun beberapa produk seperti Atari, Nintendo, Gimbot sudah eksis kala itu namun kepopuleranya masih jauh dari kata “booming”.
Hal ini disebabkan oleh distribusi yang belum merata dan masyarakat awam yang masih belum dapat dijangkau oleh marketing produsen terkait, akibatnya video game saat itu menjadi barang mewah. Hal ini berubah perlahan saat mulai masuknya produk game portable klasik seperti Game and Watch (atau gimbot) dan Arcade (atau dingdong).
Disadari atau tidak, semenjak saat itu industri mulai mengalami evolusi budaya bermain, sebagian besar generasi hingga saat ini. Bisa kalian ingat lagi, ada masanya rental PlayStation menjamur di banyak wilayah hingga digeser perlahan oleh kehadiran Warnet lokal, evolusi berlanjut di platform mobile yang menjadi cikal bakal esports yang gemuruhnya masih terdengar hingga saat ini.
Tentu saja tren diterimanya video game tidak serta merta hadir secara instan seperti mie goreng yang kamu rebus selama 3 menit lalu dinikmati begitu saja. Ada sebuah jejak perjalanan yang diukir oleh putra-putri Tanah Air yang membangun sebuah media sehingga membentuk sebuah ceruk bernama franchise, fanbase, penggemar setia, dll.
Salah satu pihak yang telah berjasa yaitu para tokoh media jurnalistik khususnya dalam ranah gaming yang berupaya membuka portal penghubung sehingga kita dapat menikmati segala bentuk fasilitas oleh siapa saja yang sifatnya jadi eksklusif. Salah satu senjata dan produk unggulan mereka yang paling digdaya adalah media cetak, baik berupa tabloid maupun Majalah.
Disc A: Berawal dari Tabloid

Periode awal ekosistem gaming Indonesia dimulai dari era 1994-1995. Salah satu tabloid anak legendaris: Fantasi mulai secara perlahan memperkenalkan berbagai konten populernya yang sangat digandrungi anak-anak saat itu, mulai dari bahasan beberapa anime dan tentu saja serial televisi seperti Kesatria Baja Hitam, Power Rangers, Saint Seiya, dll yang menjadikan tabloid ini begitu cepat mendapat hati di mata para pembaca setianya.
Di luar dugaan, tabloid Fantasi mencoba mengembangkan dirinya ke arah yang lebih jauh dengan menyertakan rubrik game yang secara mengejutkan dapat perhatian yang cukup hangat dari kalangan gamer kala itu, meskipun hanya sebatas ulasan singkat dan cheat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan request pembaca.
Disadari atau tidak kehadiran fantasi telah membuka jalan serta menjadi cikal bakal bagi kelanjutan perkembangan media hiburan khususnya dalam bidang gaming Tanah Air walaupun tak bisa dipungkiri game masih dipandang sebelah mata oleh banyak khalayak, khususnya orang tua.
Berita baiknya nama beberapa game populer dan beserta konsol gaming seperti Sega, Nintendo hingga PlayStation semakin banyak dikenal orang.