Kamu pernah mendengar kata Shonen, Shoujo, Seinen, dan Josei, namun apa sih bedanya Shonen dan Seinen, serta Shoujo dan Josei?
Penasaran? Keempatnya bisa dibilang diklarifikasikan sebagai target pasar dan target umur dari Anime atau Manga, yang lalu dianggap sebagai genre, meskipun sebenarnya bukan juga.
Jadi apa sih maksudnya target pasar dan genre ini? Simak bedanya Shonen dan Seinen serta Shoujo dan Josei berikut ini!
Shonen

Shonen mungkin paling umum untuk sebagian besar dari pembaca di sini.
Jadi Shonen itu berarti “Anak Lelaki” atau “Masa Muda” dalam bahasa Jepang.
Setelah mendengarnya, pasti kamu tahu target pasarnya. Benar banget, target pasarnya adalah anak remaja berumur 12 sampai 18 tahun, yang biasanya lagi puber dan semangat masa mudanya sedang menggebu-gebu.
Biasanya Shonen berisi kisah-kisah perjuangan yang mana karakternya berumur tak beda jauh dengan target pembaca, dan berisi perjuangan, pertemanan, dan lain sebagainya.
Contoh serial Shonen:
- Naruto
- One Piece
- Haikyu!!
- Captain Tsubasa, dan lain-lain.
Shoujo

Kalau ada Shonen, berarti ada Shoujo. Nah bedanya apa nih?
Kalau dari arti nama, Shonen dan Shoujo itu mirip, namun jika Shonen untuk anak lelaki, maka Shoujo adalah “Anak Perempuan”.
Target pasarnya sama seperti Shonen, yaitu anak perempuan remaja di umur 12-18, namun tipe ceritanya agak berbeda nih.
Kalau remaja laki-laki dibalut dengan perjuangan dan pertemanan, maka remaja perempuan biasanya suka bahas cinta-cintaan nih. Sebagian besar dari tipe cerita Shoujo juga kisah cinta remaja, yang berasal dari sudut pandang perempuan (biasanya).
Meskipun begitu, masih ada Shoujo berumur 12 tahun, biasanya kisah-kisah fantasi atau Mahou Shoujo di mana sang karakter perempuan membasmi kejahatan menjadi Magical Girl juga ada, contohnya:
- Sailor Moon
- Pretty Cure
- Ao Haru Ride
- Ouran Host Club
- Kaichou wa Maid-sama
- Tonari no Kaibutsu-kun
Seinen

Shonen sudah, namun apa bedanya Shonen dan Seinen? Jawabannya singkat saja, jika Shonen adalah anak remaja laki-laki, maka Seinen adalah laki-laki dewasa.
Target pasarnya dari rentang umur 20 atau bahkan bisa sampai 50 tahun.
Biasanya cerita dari Seinen lebih serius, lebih sulit dicerna, dan beberapa lebih realistis, dengan tema olahraga, kehidupan kantoran, masalah pribadi, masalah seksual, sampai ranah politik. Penulis sendiri sedang mengikuti manga Seinen karena terasa lebih realistis dan relatable saja.
Contoh manga Seinen:
- One Outs (Rekomendasi penulis)
- Akira
- Liar Game
- Solanin
- I Am a Hero
- Space Brothers
- Oyasumi Punpun
- 20th Century Boys
Josei

Sekarang lawannya Seinen nih, yaitu Josei. Kata Josei sendiri dalam bahasa Jepang bisa diartikan dengan singkat sebagai “Wanita” atau “Perempuan”, jadi target pasarnya sama seperti Seinen namun untuk wanita dewasa.
Biasanya Josei juga tidak jauh dari romansa, namun kisah cintanya lebih realistis dan relatable dengan pembaca wanita dewasa. Jadi kalau Shoujo itu kisah cinta ideal yang diimpikan anak perempuan, sedangkan Josei adalah kisah cinta asli yang mungkin bisa ditemui wanita dewasa.
Serial Josei bisa dibilang sangat jarang masuk ke Indonesia, bahkan mungkin kamu tidak familiar dengan beberapa contoh rekomendasinya dari Yunoya di bawah ini:
- Loveless
- Paradise Kiss
- Kuragehime
- Nodame Cantabile
Nah jadi itu bedanya Shonen dan Seinen, serta Shoujo dan Josei. Bagaimana menurutmu? Sebenarnya klasifikasi ini tidak mutlak.
Contohnya begini, penulis berumur 20 tahunan namun banyak di luar sana yang diklasifikasikan sebagai pria dewasa namun masih menonton Naruto dan One Piece, kan?
Sementara itu, contohnya penulis lagi, meskipun laki-laki, namun penulis suka membaca Tonari no Kaibutsu-kun (Shoujo).
Jadi, apapun genre bacaan dan tontonanmu, jika kamu suka, maka lanjutkanlah. Jangan lupa baca artikel menarik lainnya dari Yunoya Media