Komi-san wa Comyushou desu atau Komi Can’t Communicate jadi salah satu anime musim gugur 2021 yang diantisipasi.
Diadaptasi dari manga karya Tomohito Oda, anime Komi-san berkisah seorang remaja bernama Tadano yang baru mulai jadi murid SMA. Awalnya Tadano ingin masa-masanya di SMA berjalan biasa saja dan tanpa masalah. Sampai akhirnya, Tadano berkenalan dengan Komi, teman sekelasnya yang cantik dan terkenal namun ironisnya tak bisa bersosialiasi.
Karena premis Komi-san yang unik, akhirnya saya coba menonton anime slice of life ini dari episode 1 sampai episode 3. Kesan pertama yang saya dapatkan, anime ini menghadirkan visual yang cantik dan desain karakter yang unik. Namun bukan hanya itu saja kesan pertama anime Komi-san.
Lewat artikel ini, saya akan menjelaskan semua yang saya rasakan selama menonton tiga episode awal anime Komi-san. Namun perlu diingat ya guys, pembahasan di bawah ini mengandung spoiler, meski spoiler-nya masih relatif ringan sih. Anyway, berikut kesan pertama anime Komi-san!
Kisah Komi yang Lucu Sekaligus Menyentuh
Tanpa disadari banyak orang, Komi ternyata adalah non-komunal atau pengidap gejala tak mampu bersosialiasi. Akibat gejala yang dialaminya sejak kecil, Komi sangat gugup dan takut saat berinteraksi dengan orang lain. Kalaupun Komi ingin bicara, suaranya tak mau keluar sehingga ujungnya ia selalu pakai komunikasi tertulis.
Kejadian kocak pun muncul ketika Tadano mengajak Komi berkenalan. Alih-alih bersikap ramah, Komi malah memasang wajah tegang sambil melotot lalu pergi begitu saja. Tadano pun dibuat salah tingkah oleh kelakuan Komi yang sangat aneh.
Kejadian lucu lainnya juga terjadi saat Tadano kebagian tempat duduk tepat di samping Komi. Seisi kelas baik laki maupun perempuan jadi iri melihatnya hingga menghujat Tadano habis-habisan. Ada pula kejadian lucu dimana guru mau memaafkan Komi tak bisa membaca dengan lantang hanya karena ia cantik.
Ya, pesona kecantikan Komi memang sedahsyat itu hingga langsung jadi primadona sekolah di hari pertama ia masuk SMA. Karena pesona Komi ini pula, semuanya gagal focus dan tiada yang menyadari ia sebenarnya non-komunal.
Namun seiring berjalannya waktu, Tadano akhirnya menyadari keterbatasan Komi, dan mencoba berbicara dengannya lewat komunikasi tertulis. Kebetulan Tadano juga lumayan pandai membaca situasi, sehingga ia kadang bisa memahami maksud Komi hanya dengan melihat bahasa tubuhnya.
Nah, tak lama setelah diajak Tadano mengobrol, Komi curhat tentang kondisinya. Dengan emosional, Komi mengakui gejala non-komunal bikin dijauhi bahkan ditakuti orang, sehingga ia jadi sedih dan kesepian. Padahal di sisi lain, Komi sebenarnya sangat ingin berkomunikasi. Di akhir curhatnya, Komi mengungkapkan impiannya adalah memiliki 100 teman. Bukan main!
Misi Tadano Membantu Komi yang Penuh Drama Komedi dan Tantangan
Tadano awalnya berniat menjalani masa SMA dengan tenang dan tanpa masalah, karena ia tipe cowok biasa yang tak suka jadi pusat perhatian. Namun usai mendengar curhatan Komi, Tadano jadi bersimpati dan mengubah arah kehidupannya di SMA. Tadano akhirnya mau jadi teman pertama Komi, dan memutuskan untuk berjuang mendapatkan 99 teman lain untuk Komi.
Begitu misi Tadano membantu Komi dimulai, jalan cerita pun jadi semakin seru. Demi terwujudnya impian Komi, Tadano pun rela jadi bahan olokan sadis oleh mereka yang benci melihatnya akrab dengan Komi.
Selain itu, Tadano juga berani pasang badan demi melindungi Komi dari situasi yang menyulitkan non-komunal. Bahkan Tadano juga melatih Komi berbicara dengan sabar. Karena itulah, Tadano sering merasa jadi sosok orang tua Komi di sekolah.
Lucunya, Tadano masih bisa kepincut dengan Komi meski ia hanya ingin menolongnya sebagai teman. Namun setiap perasaan romantic itu muncul, Tadano selalu berusaha melupakannya karena yakin Komi tak mau berpacaran dengan cowok biasa sepertinya.