Perilaku gaslighting pada hubungan interpersonal sering kali dibangun dan berkembang di atas dinamika kekuatan dalam hubungan. Dalam perkembangannya, acapkali gaslighting terjadi dalam hubungan sepasang kekasih, meskipun perilaku ini bisa terjadi dalam segala jenis hubungan.
Secara definitif, gaslighting merupakan bentuk perilaku manipulasi dan kontrol psikologis, dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan lebih banyak kuasa. Menyebabkan korban gaslighting mempertanyakan realita yang mereka alami.
Dalam bahasa sehari-hari, ungkapan “to gaslight” merujuk ke perilaku untuk merusak realitas individu dengan cara menyangkal fakta, lingkungan di sekitar, atau perasaan yang dirasakan. Korban dari gaslighting dimanipulasi untuk melawan kognisi, perasaan, dan siapa mereka pada dasarnya sebagai manusia.
Perilaku gaslighting timbul ketika seseorang menjadi sangat penting bagi orang lain, sehingga korban tidak ingin mengambil resiko yang menyebabkan pelaku gaslighting menjadi kesal, dan lain sebagainya.
1. Lalu, apa sih yang menyebabkan orang berprilaku gaslighting?

Umumnya seseorang tidak terlahir langsung menjadi pelaku gaslighting, seperti halnya orang terlahir sebagai introvert maupun ekstrovert.
Sehingga, seringkali seseorang tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan strategi dan perilaku manipulasi. Pelaku gaslighting rendah akan kesadaran diri dan berpikir apa yang sedang dilakukan adalah bentuk mengekspresikan diri secara langsung.
Perilaku gaslighting timbul dari kebiasaan buruk dari suatu hubungan sebelumnya. Pelaku gaslighting merupakan mereka yang belajar dari lingkungan sosial, mereka ikut merasakan dampak, efek dari gaslighting, dan menemukan bahwa gaslighting merupakan ‘alat’ ampuh dan bisa dimanfaatkan.
2. Bagaimana cara mengetahui bahwa gaslighting sedang terjadi?

Berikut ini adalah beberapa daftar perilaku ketika seseorang pernah atau sedang mengalami gaslighting, mengutip dari tulisan Vox dan healthline:
- Sering mempertanyakan perasaan diri sendiri.
- Tidak merasa menjadi diri sendiri.
- Merasa bingung dan bahkan menganggap dirinya tidak waras dalam sebuah hubungan.
- Menjadi pihak yang selalu mengalah/meminta maaf.
- Selalu memberikan toleransi terhadap perilaku pasangan.
- Merasakan bahwa ada suatu hal yang salah, namun tidak menyadari/mengetahui itu apa.
- Memiliki masalah dalam mengambil keputusan bahkan untuk hal kecil sekalipun.
- Selalu bertanya apakah sudah cukup baik bagi pasangan.
- Menjadi lebih cemas dan kurang percaya diri dari sebelumnya.
- Sering mempertanyakan apakah respon kepada pasangan sudah sesuai.
Meskipun semua gejala di atas dapat terjadi kepada seseorang dengan gangguan kecemasan, depresi, atau orang dengan tingkat kepercayaan diri rendah, perbedaannya dengan gaslighting adalah, seseorang atau kelompok terlibat aktif dalam upaya menjadikan korban gaslighting menebak-nebak mengenai suatu hal.
Jika seseorang tidak pernah mengalami kondisi di atas dengan orang lain tapi kepada seseorang tertentu, bisa jadi mereka merupakan korban dari gaslighting.
3. Kemudian, seperti apa pernyataan yang biasanya dikatakan oleh pelaku gaslighting?

- Kamu sensitif banget, deh.
- Ya itu terjadi gara-gara kamu suka insecure.
- Kamu cuma paranoid.
- Aku cuma bercanda, lho.
- Masalah sepele juga.
- Kamu berlebihan banget, sih.
- Kamu suka banget dramatis.
- Tuh kan, gak bersyukur banget jadi orang.
- Tuh kan, gitu aja lupa, kamu emang gak inget sama hal-hal gituan.
- Itu gak ada hubungannya, kali.
- Kamu terdengar gak waras, kamu tahu nggak?
Beberapa contoh kalimat di atas menjadi pemicu dan menciptakan lingkungan stress dan menyebabkan gaslighting terjadi. Biasanya, gaslighting meliputi topik-topik personal seperti uang, keluarga, atau kebiasaan.
Dalam tulisannya, Robin Stern, seorang psikoanalis berlisensi sekaligus direktur dari Yale Center for Emotional Intelligence menyebutkan bahwasanya pelaku dari gaslighting biasanya laki-laki, perempuan pada umumnya menjadi korban.
Dari pengalaman klinisnya, Stern menyebutkan bahwa perempuan disosialisasikan untuk meragukan diri sendiri dan terus-menerus meminta maaf ketika tidak setuju atau telah mengecewakan pasangannya. Sedangkan laki-laki tidak.
4. Beberapa hal yang dapat dilakukan ketika sedang mendapatkan perilaku gaslighting

Merupakan hal sulit bagi seseorang untuk keluar dari jeratan kekuatan dinamis oleh perilaku gaslighting. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan, selalu ada kemungkinan.
Penangkal dari gaslighting adalah kesadaran emosional dan pengaturan diri lebih besar, baik dalam konteks pengetahuan maupun prakteknya. Robin Stern menyebutkan ada beberapa hal bisa dilakukan ketika seseorang menyadari bahwa mereka mendapatkan gaslighting:
- Identifikasi masalahnya
Hal ini merupakan langkah pertama bisa seseorang lakukan, untuk mengidentifikasi yang sedang terjadi antara korban dan pelaku gaslighting.
- Memilah kebenaran dari distorsi
Tulislah percakapan sebelumnya dalam sebuah jurnal dan baca secara objektif. Mulai dari mana percakapan mulai beralih dan kenyataan ke pandangan lain? Kemudian, tulislah apa yang telah dirasakan. Temukan tanda-tanda penyangkalan berulang yang dialami.
- Cari tahu apakah Anda sedang mengalami perebutan kekuasaan bersama pasangan
Ketika menemukan fakta bahwa Anda membicarakan hal sama secara berulang dengan pasangan Anda tidak ingin bahkan menolak melihat atau memahami dari sudut pandang Anda, itu merupakan perilaku gaslighting.
- Terlibat dalam latihan mental untuk mendorong perubahan pola pikir
Bayangkan diri Anda tanpa ada hubungan atau melanjutkannya dengan jarak lebih jauh. Hal paling penting, tunjukkan visi secara positif, bahkan ketika itu membuat Anda merasa cemas. Pikirkan ketika Anda di masa depan memiliki realitas sendiri, dukungan lingkungan sosial, dan integritas.
- Berikan izin kepada diri sendiri untuk menyerah akan suatu hal
Bagian paling sulit adalah ketika pelaku gaslighting merupakan seseorang dianggap penting dalam kehidupan. Tidak apa untuk menjauh dari toksisitas, apapun sumbernya.
- Fokus terhadap perasaan, ketimbang benar dan salah
Memiliki kesejahteraan psikologis dan emosional lebih penting dalam suatu hubungan ketimbang menentukan siapa yang salah atau benar dalam sebuah percakapan.
- Kasihanilah diri sendiri
Hal ini merupakan hal tersulit untuk dilakukan bahkan ketika sedang tidak berada dalam sebuah dinamika penuh kompromi. Namun, semua akan terasa jauh lebih sulit saat merasa tidak percaya diri pada diri sendiri. Sekarang waktunya untuk mencintai diri sendiri.
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!