Pada laman very well mind, memaafkan didefinisikan sebagai keputusan disengaja untuk membiarkan perasaan amarah, dendam, dan kebencian pada seseorang.
Selain itu, memaafkan juga berarti menerima perilaku, hal yang telah terjadi, dan memiliki keinginan untuk melangkah ke depan tanpa mengungkit kejadian tersebut.
Semua orang pernah berbuat salah, tanpa terkecuali, baik perempuan dan laki-laki, tua dan muda. Namun belajar dari kesalahan tersebut, berperan sangat penting untuk kesehatan mental dan kesejahteraan diri.
Akan tetapi, hal paling sulit dilakukan selain memaafkan orang lain yaitu memaafkan diri sendiri atas kejadian ataupun kesalahan di masa lalu. Berdamai dengan diri sendiri dan terus melanjutkan kehidupan seringnya mudah diucapkan daripada dilakukan.
Menurut Fred Luskin, seorang psikolog dari Stanford University pada unggahan tulisan Prevention, kendala paling besar untuk memaafkan diri sendiri yaitu kecenderungan untuk terus berkubang dalam rasa bersalah.
Hal ini semakin diperparah karena beberapa orang lebih memilih untuk terus menyelimuti diri dengan rasa bersalah dan terus meratapi nya tanpa ada keinginan untuk berhenti.
Dari tulisan pada laman Healthline, ada beberapa hal perlu dipenuhi untuk memaafkan diri sendiri; empati, kebaikan, kasih sayang, dan pengertian. Selain itu, juga perlu ada rasa penerimaan bahwa memaafkan itu merupakan sebuah pilihan.
Berikut ini beberapa tips untuk memaafkan diri sendiri:
-
Fokus pada emosi yang dirasakan
Langkah awal harus diambil sebelum belajar untuk memaafkan diri sendiri yaitu dengan menerima dan merasakan emosi di dalam diri. Biarkan diri merasakan emosi tersebut dan terima semua yang sedang dirasakan.
-
Akui semua kesalahan
Setelah bisa menerima, merasakan, dan berhadapan dengan emosi di dalam diri, akuilah semua kesalahan di masa lalu. Akui jika tidak ada manusia yang sempurna, pun diri sendiri.
Menurut Jenny Scott dalam tulisan pada laman Oprah Magazine, perasaan bersalah dan malu merupakan dua hal berbeda. Ketika mengalami perasaan bersalah, sebenarnya diri sudah bisa menerima kesalahan yang telah diperbuat.
Perasaan bersalah itu menjadi pengingat bahwa kesalahan atau perilaku di masa lalu tidak sesuai dengan nilai dan kepercayaan yang dipegang. Dari perasaan bersalah, seseorang akan paham kesalahan yang telah mereka perbuat, kenapa hal itu bisa terjadi, dan solusi agar hal itu tidak terulang kembali di masa mendatang.
Sedangkan rasa malu sedikit rumit. Perasaan malu membuat seseorang merasa telah terjerumus ke dalam, tanpa ada jalan keluar.
-
Melakukan dialog dengan diri sendiri
Coba untuk buat sebuah skenario ketika sedang memberikan saran ataupun nasihat kepada seorang teman, dengan masalah tengah dihadapi merupakan masalah yang sedang terjadi.
Dari Heidi McBain, seorang terapis keluarga dan pernikahan berlisensi dari laman Healthline menyebutkan bahwa melakukan permainan peran seperti akan lebih mudah untuk diri memberi nasehat, sehingga nantinya bisa digunakan dan diaplikasikan pada diri sendiri.
Jika memiliki kesulitan untuk membuat skenario ini dalam kepala, ajak seorang teman untuk melakukan permainan peran dengan mereka sebagai peminta saran untuk masalah tersebut. Hal ini akan membantu seseorang untuk menjadi objektif dengan melihat point of view dari dirinya sendiri mengenai masalah yang sedang dialami.
-
Fokus pada pembaruan
Masuk ke dalam jebakan ruminasi, membenci, dan mengasihani diri sendiri tidak menyelesaikan masalah. Malahan, hal ini dapat berakibat fatal bagi harga diri dan motivasi.
Memaafkan diri sendiri harus diiringi dengan mencari cara untuk belajar dari pengalaman tersebut dan berkembang sebagai seorang individu. Untuk melakukan itu, perlu dipahami terlebih dahulu mengapa hal itu menjadi masalah dan menimbulkan perasaan bersalah.
Tahapan apa bisa dilakukan untuk menghindari perilaku sebelumnya di masa akan mendatang? Merupakan hal wajar bagi manusia untuk berbuat salah. Dari masalah itu bisa belajar dan menjadikan diri sendiri sebagai versi lebih baik di masa mendatang.
Referensi: https://www.verywellmind.com/ || https://www.healthline.com/ || https://www.oprahmag.com/ ||
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!