Seperti yang telah banyak orang ketahui, stress merupakan bentuk mekanisme diri yang kerap muncul ketika seorang manusia merasa tertekan, terancam, dan tidak tenang. Pada umumnya, ada banyak faktor yang mendasari munculnya stress, termasuk stress tingkat tinggi seperti burnout syndrome.
Berdasarkan survei Skor Kesejahteraan Cigna 360°, tercatat 86% dari total responden pernah mengalami stress. Tuntutan hidup yang tinggi menjadi salah satu alasan paling mendasar manusia kian berlomba-lomba untuk menjadi nomor satu, wajar saja apabila banyak dari kita yang merasa lelah dan jenuh.
Akibatnya, stress menjadi tak terhindarkan. Tanpa disadari, ternyata stress yang berkepanjangan dapat berakibat pada terjadinya burnout syndrome. Lantas apa bedanya? Yuk, kenali keduanya!
Gejala Burnout Syndrome
foto: www.moneycrashers.com
Pada kebanyakan kasus, orang yang mengalami stress masih mampu mengendalikan kondisinya. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan kecenderungan yang dialami pengidap burnout syndrome.
Dilansir dari kanal resmi World Health Organization, burnout syndrome termasuk dalam gangguan stress kronis. Kondisi tersebut kerap kali berakibat pada kelelahan berlebihan baik fisik, maupun psikis. Akibatnya, Anda akan merasa kehilangan semangat dan kewalahan dalam mengerjakan tugas.
Apabila kondisi tersebut terus diabaikan dapat menggiring kepada gangguan kesehatan tubuh. Seseorang dengan syndrome ini cenderung tidak stabil dalam pengendalian emosi dan penurunan fungsi biologis tubuh dengan ditandai melemahnya imun yang menyebabkan rentannya terkena penyakit.
Burnout Syndrome di Kalangan Pekerja
Biasanya dalam kondisi lingkungan pekerja, kondisi burnout syndrome sering berawal dari ketidaksesuaian ekspektasi dengan realita yang dialami. Mulai dari over job-desc, memaksa diri untuk menyanggupi proyek sekaligus dalam jangka waktu yang dekat, kebiasaan lembur, hingga budaya multitasking.
Kondisi tersebut bukan hanya angin lalu saja, penanganan yang tepat harus segera dilakukan apabila Anda tidak ingin produktivitas kerja menjadi taruhannya.
Tips Mengatasi Burnout Syndrome
foto: penerbitdeepublish.com
Stress yang terlalu lama dipendam dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat ibaratkan bom waktu. Tidak hanya berdampak buruk bagi fisik dan psikis, syndrome ini juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial Anda.
Cara pertama sekaligus paling dasar adalah dengan menemukan akar permasalahannya dengan melakukan evaluasi. Anda dapat mengambil secarik kertas dan bolpoin, tulislah keadaan yang kerap membuat Anda merasa tertekan. Metode ini dinilai cukup ampuh, tetapi dengan catatan Anda harus melalukan cara ini secara konsisten.
Kedua, luangkan waktu di sela-sela padatnya aktivitas. Lakukan berbagai hal yang membuat Anda kembali bersemangat, se-simple nyalon, hang-out dengan teman, menonton acara hiburan favorit Anda, ataupun mendengarkan musik.
foto: www.enervon.co.id
Ketiga, be realistic, tidak memaksakan diri adalah kuncinya. Anda tentu mengetahui, berada di kondisi burnout syndrome ibaratkan neraka dunia.
Kerja tak semangat, ingin resign-pun segan. Menjalin komunikasi yang baik dengan atasan Anda ketika merasa kewalahan ataupun meminta saran dari teman adalah hal yang wajar. Tentunya dengan tetap mengutamakan etika serta profesionalitas, Anda dapat melakukan cara ini dengan penuh considerate.
Hubungi layanan profesional apabila Anda merasa kesulitan dalam mengendalikan kondisi Burnout Syndrome.
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!