Kegagalan adalah hal yang sulit buat semua orang. Tidak ada orang yang menginginkan kegagalan, meskipun mereka percaya bahwa kegagalan adalah kunci dari keberhasilan. Kamu tentu pernah merasakan pahitnya kegagalan hingga kamu benar-benar ingin menyerah.
Atau, mungkin saat ini, kamu sedang berjuang melewatinya. Tidak menyerah di hadapan kegagalan tentu sangat berat untuk dilakukan.
Di dalam perjalanan melaluinya, kamu menjadi sangat karib dengan kehadiran emosi negatif. Rasa sedih, kecewa, dan tidak berdaya kerap menghantui langkahmu.
Rasanya sangat sulit untuk benar-benar bisa berpikiran positif dan bangkit kembali dari fase ini.
Melewati titik terendah juga tak hanya membuatmu ingin menyerah. Kamu bahkan berusaha mempertanyakan keberhargaan diri karena harus menelan rasa kehilangan, kekecewaan, dan kegagalan.
Ditambah lagi, dalam situasi pandemi yang penuh ketidakpastian ini, rasa gundah akibat terombang-ambing dalam ketidakpastian tentu semakin memperkeruh suasana.
Ketidakhadiran teman atau orang-orang terdekat di samping kita untuk memberikan dukungan dan kata penyemangat bagi kita mungkin semakin menambah pesimisme kita untuk bangkit.
Lantas, apakah kita dapat terus bangkit dan tidak menyerah?

Tentu bisa. Kamu tidak boleh lupa bahwa sesungguhnya peranan kunci yang dapat membuatmu terus bangkit adalah dirimu sendiri. Di tengah keputusasaan dan rasa ingin menyerah, kamulah satu-satunya orang yang dapat menggerakkan dirimu untuk kembali percaya akan kemampuanmu.
Proses ini jelas sulit untuk dilakukan. Semoga kehadiran artikel ini dapat membantumu bangkit dengan memotivasi dirimu sendiri.
Seberapa penting sih memotivasi diri itu?
Sangat penting. Motivasi diri hadir sebagai pembakar semangat untuk melakukan segala sesuatu yang ingin kamu lakukan dalam hidup. Motivasi diri hadir sebagai dorongan mendasar yang membuatmu mampu menaklukkan segala tantangan dan rintangan yang menghalangimu untuk mencapai tujuan.
Dari dalam diri, motivasi intrinsik hadir dari minatmu yang besar terhadap suatu hal sehingga membuatmu ingin mengembangkan hal tersebut. Sebut saja kamu punya hobi bermusik, tentu secara naluriah kamu ingin mengembangkan kemampuan bermusikmu hingga mampu bermain dalam sebuah band atau menggubah lagu.
Kamu tidak perlu reward dalam bentuk uang ataupun hadiah, pengembangan kemampuanmu sendiri sudah menjadi penghargaan untukmu.
Meskipun kehadirannya tergolong menggerakkan dari dalam, memotivasi diri tidak hanya berasal dari diri sendiri. memotivasi diri juga dapat bersumber dari luar diri.
Misalnya saja, kamu ingin mendaftarkan diri dalam sebuah program doorprize karena kamu menginginkan hadiah atau ingin mendaftarkan diri dalam suatu kompetisi agar dianggap lebih kompeten dibandingkan yang lain. Harta, kekuatan, dan pengaruh adalah contoh-contoh sumber motivasi ekstrinsik.
Tentu, motivasi yang bersumber dari dalam diri itu akan lebih efektif dan lebih bermakna buatmu.