Apakah kamu pernah merasa mudah untuk memberi saran kepada teman yang sedang mengalami masalah, tetapi saat masalah menghampirimu, kamu malah kebingungan? Nah, fenomena tersebut ternyata ada istilahnya, lho, yaitu paradoks salomo.
Apa itu Paradoks Salomo?
Kalian mungkin pernah, atau bahkan sering, mengalami paradoks salomo, tetapi belum pernah tahu bahwa kejadian tersebut mempunyai nama.
Paradoks salomo adalah suatu kondisi dimana kita lebih bijak dalam mengatasi masalah orang lain daripada mengatasi masalah yang kita alami.
Contohnya, ketika teman kita curhat sedang bertengkar dengan pasangannya, kita dapat memberikan berbagai macam saran dan nasihat ke teman kita.
Lain halnya ketika kita yang bertengkar dengan pasangan kita. Kita malah bingung dan berlarut dalam kesedihan tanpa menemukan jalan keluar.
Nama paradoks salomo sendiri diambil dari Raja Salomo, yaitu raja dari kerajaan Israel yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Beliau sangat bijak hingga penduduknya sering mendatangi beliau untuk meminta nasihat dan solusi.
Namun, ternyata Raja Salomo kurang bijak dalam menghadapi masalah yang ia alami. Beliau kerap kali salah mengambil keputusan dalam berbagai urusan yang berkaitan dengannya. Sifat Raja Salomo inilah yang menjadi asal muasal dari istilah paradoks salomo.
Lalu, mengapa paradoks salomo bisa terjadi?
Penyebab Paradoks Salomo
Ternyata, fenomena ini disebabkan oleh adanya perbedaan perspektif dalam melihat suatu masalah. Ketika kita melihat masalah yang dialami oleh orang lain, kita cenderung untuk memberi jarak atau memisahkan diri dari masalah tersebut. Hal ini disebut sebagai self-distancing.
Lain halnya ketika kita melihat masalah yang kita alami, kita cenderung untuk fokus dan terlarut dalam masalah tersebut. Perspektif ini disebut sebagai self-immersed.
Saat kita melakukan self-distancing dalam menanggapi masalah orang lain, kita dapat melihat masalah tersebut dari berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga kita dapat menemukan dan memberikan solusi dari masalah tersebut.
Akan tetapi, saat kita mengalami masalah, biasanya kita langsung berlarut dalam masalah tersebut dan tidak sempat untuk memberi jarak antara diri kita dengan masalah kita. Perspektif self-immersed inilah yang menyebabkan kita sulit untuk menemukan solusi dari masalah yang kita alami.
Lantas, bagaimana caranya untuk keluar dari kondisi ini?
Yuk, Atasi Paradoks Salomo!
Sebuah studi yang dilakukan oleh Igor Grossman tentang paradoks salomo menemukan bahwa self-distancing membantu seseorang dalam mengatasi masalah yang ia alami.
Studi ini tidak hanya menemukan bahwa seseorang cenderung untuk menerapkan self-immersed dalam mengatasi masalahnya sendiri, tetapi juga menemukan cara mengatasi paradoks ini.
Seseorang dapat lebih bijak dalam menghadapi masalahnya ketika ia menerapkan self-distancing ke dirinya sendiri, yaitu dengan menganggap masalahnya sebagai masalah orang lain.
Penerapan ini telah dibuktikan oleh Igor Grossman bahwa seseorang dapat menyelesaikan masalahnya dengan lebih baik daripada menghadapi masalah dengan perspektif self-immersed.
Maka, dapat disimpulkan bahwa perspektif self-distancing dapat membantu kita untuk lebih bijak dalam menghadapi masalah kita dan masalah orang lain.
Nah, sudah tahu kan, mengapa kita bisa lebih bijak dalam mengatasi masalah orang lain, tetapi sulit menemukan jalan keluar dari masalah yang kita alami? Yuk, mulai terapkan self-distancing supaya masalahmu dapat diselesaikan.
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!