Setelah sukses dengan berbagai original series-nya, tahun ini Netflix kembali menyapa penonton dengan menayangkan series baru berjudul Move to Heaven.
Mengangkat genre slice of life, kamu akan melihat banyak adegan menyentuh dan interaksi hangat dari sisi kekeluargaan serta pertemanan di drama korea ini.
Sarat akan makna dan arti kehidupan, drakor garapan penulis naskah Boys Before Flowers ini berhasil mendapat antusias tinggi dari penonton.
Buat kamu penikmat drama korea, Netflix original series yang satu ini menawarkan tema cerita fresh dan belum pernah diangkat sebelumnya. Berikut Yunoya Media lansir 3 alasan mengapa Move to Heaven sayang untuk kamu lewatkan!
Profesi yang Tidak Biasa
foto: netflix
“Pak Kim Seon-U, kau wafat pada 11 April 2020, Aku Han Jeong-Woo dan Han Geu-Ru dari Move to Heaven. Kami akan mengantar proses pindahan terakhirmu.”
Kalimat tersebut menjadi penggalan awal dari setiap rangkaian kisah yang diangkat dalam drama korea ini.
Bercerita tentang Han Jeong-Woo (Ji Jin-Hee), seorang ayah tunggal yang berusaha menjalani kehidupan dengan mengelola bisnis pembersih barang orang meninggal bernama Move to Heaven bersama dengan anaknya.
Berbeda dengan kebanyakan profesi di drama korea yang kita kenal, Move to Heaven memperkenalkan kepada kita jenis profesi yang jarang dikenal, yaitu memory cleaner.
Ditangani oleh sineas berdarah dingin, drama ini berhasil menampilkan setiap detail profesi dengan sangat baik dan yang begitu mengesankan adalah ketika kita diajak melihat tingginya dedikasi mereka terhadap profesi ini.
Meskipun terdengar asing, nyatanya profesi semacam ini ternyata memang sudah cukup lama ada, salah satunya di Jepang.
Masih banyak orang beranggapan, profesi ini tidak ada bedanya dengan cleaning service. Padahal, nyatanya dalam menekuni profesi ini kita tidak hanya bermodalkan sapu dan pel. Dalam beberapa kasus, penggunaan cairan kimia keras juga diperlukan.
Profesi ini membutuhkan kemampuan tingkat tinggi dan hanya orang-orang terlatih yang mampu menjalani profesi ini. Selain menguras tenaga, menjadi trauma cleaner tentunya cukup membebani kondisi psikis.
Menghadirkan Sisi Kemanusiaan
Di bawah naungan rumah produksi Netflix, sang penulis naskah, Yoon Jin-Ryeong, mengaku ceritanya terinspirasi dari esai karya Kim Sae-Byeol yang berjudul “Things Left Behind”.
Kim Sae-Byeol penulis esai Things Left Behind
Karya tersebut menceritakan pengalaman uniknya sebagai pemilik sekaligus pekerja memory cleaner pertama di Korea Selatan. Melalui channel youtube-nya biohazard newstar kim, Kim Sae-Byeol banyak membeberkan informasi tentang biaya, stigma, hingga kasus tak lazim yang pernah dialami selama menekuni bidang ini.
foto: biohazard newstar kim
Dikenal sebagai negara yang tingkat persaingan yang tinggi, Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat stress yang tinggi. Tidak menutup mata, individualisme seolah sudah mendarah daging.
Melalui 10 episode singkat, Move to Heaven berhasil mengemas berbagai isu sosial sebagai background story dari setiap bagian kisah “perpindahan”, mulai dari isu bullying, perburuhan, hingga toxic relationship.
Ada kalanya, ketika seseorang meninggal, keluarga mendiang tidak sanggup untuk membersihkan karena masih dalam suasana berduka.
Namun, banyak ditemukan juga kasus di mana kalangan paruh baya meninggal dalam keadaan kesepian bahkan mendapat penolakan dari keluarga mendiang untuk menerima barang peninggalan yang sudah dikumpulkan.
Sindrom Asperger
Mengulik lebih lanjut, Move to Heaven juga menghadirkan karakter menarik yang dibawakan oleh Han Geu-Ru (Tan Joon-Sang), ia diceritakan sebagai anak istimewa yang mengidap sindrom asperger.
Konflik bermula setelah kematian ayahnya, Han Geu-Ru dengan keterbatasannya harus melanjutkan bisnis ayahnya dengan sang paman, Jo Sang-Gu (Lee Je-Hoon), mantan narapidana yang memiliki karakter kasar dan bar-bar.
Sejak awal episode sudah terungkap ia memiliki sindrom asperger, apabila dilihat dari cara bicara dan tingkah lakunya. Akibatnya, ia kurang bisa diterima oleh masyarakat dan kerap kali mengalami perundungan.
Sindrom asperger sendiri termasuk dalam gangguan neorologis yang masuk dalam spektrum gangguan autisme dan termasuk kasus langka. Dalam banyak kasus, mereka biasanya kesulitan beradaptasi dengan orang di sekitar dan memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri ketika panik.
Menariknya, di samping kekurangan yang dimiliki, Han Geu-Ru digambarkan memiliki kemampuan menonjol dalam hal analisa serta mengingat. Kemampuan itu pula yang membawanya berhasil memecahkan setiap misteri yang ditinggalkan klien Move to Heaven.
Cerita dari drama korea ini sangat menarik dan cocok untuk kalian nikmati sebagai tontonan akhir pekan bersama keluarga. Drama korea ini dapat kalian saksikan secara legal dan gratis hanya di Netflix.
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!