Walau banyak penggemar yang kecewa pasca berakhirnya musim terakhir dari serial Game of Thrones yang dianggap tergesa-gesa dan mengacaukan character development serta storybuilding yang telah dibangun secara epik selama 7 musim, apalagu setelah ada info House of the Dragon.
Animo untuk kisah adaptasi berlatarkan dunia seri novel fantasi kompleks, A Song of Fire and Ice mahakarya George R. R. Martin tampak tidak pernah surut. Adaptasi kisah kali ini berfokus kepada konflik pelik House of Targaryen yang mengorbankan eksistensi Naga.
Cerita House of the Dragon
Diberi judul House of the Dragon, prekuel ini mengambil premis peristiwa perang saudara antara para anggota House Targaryen yang nyaris memusnahkan keberadaan House Targaryen itu sendiri hingga mungkin menghancurkan Westeros secara keseluruhan.
Peristiwa ini dijuluki “Tarian Para Naga” karena perang saudara antara para anggota House Targaryen yang mengandalkan kekuatan Naga serta bertanggungjawab terhadap kepunahan Naga di Westeros, hingga ras Naga muncul kembali berkat Daenerys Targaryen.
Latar belakang peristiwa ini adalah karena hukum waris Westeros pada prinsipnya menganut asas primogenitur agnatik yang bermakna bahwa prioritas untuk menjadi pewaris utama Iron Throne jatuh kepada keturunan laki-laki.
Namun, Raja Viserys I yang merupakan raja kala itu tidak memiliki garis keturunan laki-laki dan hanya memiliki putri sulung yang bernama Rhaenyra Targaryen sebagai calon pewaris takhta Dinasti House Targaryen.
Penampakan Raja Viserys I dengan pedang pusaka House Targaryen, “Blackfyre” (Foto dari teaser House of the Dragon oleh HBO)
Oleh karena itu ia menetapkan Rhaenyra sebagai calon pewaris takhta selanjutnya dan mewajibkan para Lord penguasa di Westeros untuk bertekuk lutut di hadapan Rhaenyra dan mempersembahkan sumpah mereka untuk tunduk mendukungnya sebagai calon Ratu kelak.
Rhaenyra Targaryen (Foto dari teaser House of the Dragon oleh HBO)
Konflik awal dipicu saat Raja Viserys I menikah kembali dengan Alicent Hightower dan dikaruniai 4 anak: Aegon, Helaena, Aemond, dan Daeron. Karena telah memiliki keturunan laki-laki, Westeros mulai pecah menjadi dua kubu dalam perang suksesi takhta.
Ada Kubu Hitam yang mendukung Putri Rhaenyra karena hingga akhir hayatnya Raja Viserys I tidak pernah mencabut status Putri Rhaenyra sebagai putri mahkota yang sah.
Lalu ada Kubu Hijau yang mendukung Pangeran Aegon sebagai garis keturunan laki-laki dan menjunjung tradisi hukum waris Westeros.
Perang kedua kubu ini melibatkan hampir seluruh Westeros, oleh karena itu dampaknya sangat besar. Hanya House Martell beserta Dorne yang kala itu masih merdeka dan tidak tergabung Seven Kingdoms dan House Tyrell yang tidak ikut campur konflik ini.