Kalau Deadpool pertama itu bertajuk A love story movie (karna rilisnya pas valentine), nah kalo Deadpool 2 ini bertajuk film keluarga. Kayak Keluarga Cemara aja, cuman lebih fuckup, dan brutal, dan penuh aksi, dan break 4th wall, dan penuh humor, khususnya dirty jokes.
Apakah karakter mercenary bermulut sampah dengan super healing power ini bisa mengalahkan film pertamanya? Akankah ada meta jokes antara Thanos dan Cable? Masih banyak kah orang tua yang membawa anaknya yang masih 4-6 tahun buat nonton film “keluarga” ini? jawabanya ada di review Deadpool 2 berikut ini! (Kecuali pertanyaan yang ketiga. moga-moga gak ada yang bawa anaknya sih)
Sinopsis Deadpool 2
Melanjutkan cerita dari Deadpool pertama Wade masih menjalani kehidupannya sebagai mercenary seperti biasa, done. Gak deng. Jadi kali ini ada time traveler cyborg mutant dari masa depan bernama Cable, yang datang untuk membunuh salah satu mutant muda bernama Russell yang diperankan oleh Julian Dennison.
Wade yang sedang mencari “pencerahan hidup” pun akhirnya membentuk tim superhero bernama X-force untuk menyelamatkan Russell dari ancaman Cable yang diperankan oleh Josh Brolin. Tim seperti X-men, atau Avengers, hanya aja independent, dan gak 100% superhero.
Bigger is Better
Kesuksesan dari Deadpool pertama jelas menjadi lampu hijau buat studio untuk langsung menggarap sequelnya, gimana nggak? dengan budget $58 juta dollar, Deadpool bisa meraup pendapatan world wide sebesar $783 juta dollar! Dan menjadi runner up film rating R dengan pendapatan tertinggi. Hampir ngalahin The Passion of the Christ.
Dengan pendapatan sebesar itu, maka bukan hal aneh jika sequel-nya mengunakan budget yang besar juga. Sayangnya Deadpool 2 tidak lagi disutradarai oleh Tim Miller, kali ini David Leitch (John Wick, Atomic Blonde) yang memegang peran sebagai sutradara untuk franchisee film Deadpool.
Dan tentunya dengan budget yang lebih besar maka lebih banyak action, lebih banyak superhero yang muncul, special effect yang lebih bagus, dan pengisi sound track yang lebih ciamik. Jokes juga lebih gila dan lucu, cameo yang dihadirin juga lebih banyak (dan ada satu cameo yang gak pernah gue kira bakal ada di film ini, wagelaseh!), dan buat gue pribadi Deadpool 2 jelas lebih besar dan lebih bagus dari Deadpool pertama.
Deadpool Yang lebih Manusiawi?
Salah satu hal yang paling unik dari film Deadpool pertama adalah opening credit-nya yang out of the box dan gokil, dan hal ini tetap di pertahankan oleh sequel-nya. David Leitch sendiri sebagai sutradara mendapat scene credit sebagai “Directed by one of the guys who killed the dog in John Wick.” YHA. tentunya semua crew juga mendapatkan hal yang sama untuk opening creditnya.
Akan gue beritahu di review Deadpool 2 ini, satu hal yang gue suka dari Deadpool sebagai film dan karakter, adalah bagaimana Wade willson bergelut dengan masalah yang kecil dan personal, dibanding dengan menyelamatkan dunia, atau ngancurin badan rahasia keamanan dunia. Di film pertama Wade memiliki issue dengan pacarnya Vanessa, dan di film keduannya Wade memiliki kind of family issue dengan kehidupan barunya, yang tentu saja semuanya dikemas dalam balutan R-rated action comedy.
Hebatnya lagi di film ini, gue lebih peduli akan apa yang bakal terjadi sama Deadpool, apa dia akan berhasil, apa yang bakal terjadi berikutnya, yang seharusnya gak perlu dilakuin di film macem begini. Tapi malahan hal ini justru memberi penjelasan yang lebih dalam dan emosional ke karakter Wade Wilson sendiri, dan ngebuat karakternya terasa lebih manusia(meskipun bukan) dan lebih relatable (rare banget buat karakter Deadpool terasa relatable).