Film Marvel bukan sinema tapi taman hiburan. Sejak Martin Scorcese menyatakan demikian, debat soal komentar miring dari sutradara Taxi Driver seolah tak pernah berhenti.
Berbagai pihak pun punya pandangan mereka sendiri dalam menanggapi sentimen negatif Scorcese. Seperti misalnya Anthony dan Joe Russo, duo sutradara film terbesar dan terlaris Marvel, Avengers: Endgame.
Saat diwawancarai sebuah media, Joe menjelaskan performa dahsyat Endgame di box office bukan dilihat pihaknya sebagai kesuksesan secara finansial, melainkan kesuksesan secara emosional. Di mata Russo, Endgame adalah film yang punya pengaruh besar terhadap penonton di seluruh dunia, sehingga mereka bisa berdiskusi tentang cerita filmnya dan merasakan emosi saat menontonnya.
Lebih jauh lagi, Joe juga membahas istilah “sinema” yang digunakan Scorcese saat mengkritik. Bagi Joe dan saudaranya, definisi sinema adalah film yang menyatukan banyak orang dan membuat mereka berbagi pengalaman emosional yang sama. Jika mengacu pada definisi versi Russo, boleh dibilang film Marvel termasuk dalam kategori sinema, karena kita tahu film Marvel selalu berhasil melakukan hal yang dikatakan Russo.
Namun pada akhirnya, Russo mengakui mereka bisa saja salah memahami definisi sinema. Karena di kampung halaman mereka di Cleveland, film layar lebar disebut “movies”, sedangkan “cinema” adalah istilah dari orang New York. Russo juga menyatakan, sinema bukanlah milik siapa-siapa, bukan milik mereka, bukan pula milik Scorcese. Jadi yang dimaksud Russo, biarkan penonton bebas memilih film sesuai keinginan dan selera mereka, tanpa ada unsur pemaksaan kehendak.
Sebagai informasi, komentar miring Scorcese pertama mencuat pada awal Oktober, ketika sineas kelas Oscar ini dimintai tanggapan soal kesuksesan Marvel Cinematic Universe. Awalnya Scorcese mengatakan ia pernah nonton film superhero Marvel, namun tak menyebutkan judulnya.
Pembicaraan pun berubah menjadi panas kala Scorcese menyatakan film Marvel bukan sinema, melainkan taman hiburan. Alasannya, menurut Scorcese, karena karakter di filmnya tak berusaha menyampaikan emosi dan psikologi mereka.
“Kami tak melihatnya (performa Endgame) sebagai kesuksesan finansial. Tapi kami melihatnya sebagai kesuksesan emosional. Ini adalah film yang punya impact besar terhadap penonton, sehingga mereka merasakan banyak emosi saat menontonnya. Cara lain untuk menanggapinya (komentar Scorcese), tiada orang yang mengatur sinema, termasuk kami dan Scorsese,”ungkap Russo. (Sumber: The Hollywood Reporter)
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!