Kehadiran film live-action The Lion King memang menuai sambutan antusias dari penonton, utamanya bagi kita generasi tahun 90-an yang jadi saksi atas kualitas gemilang film animasinya.
Animo tersebut kian terbukti dengan pendapatan film besutan Jon Favreau yang sejauh ini, telah menembus angka $1 miliar.
Namun di balik semua itu, The Lion King versi live-action sebenarnya juga menuai tanggapan negatif dari sejumlah pihak.
Setelah karakter The Lion King live-action dinilai kurang hidup oleh sebagian kritikus, kali ini gilliran kru film animasinya yang menyuarakan komentar negatif.
Kru ini sendiri bernama David Stephan, yang sebelumnya mendesain karakter hyena animasinya. Stephan meyakini, jika ada polling yang melibatkan kru animasi The Lion King, kebanyakan dari mereka pasti akan menyayangkan pembuatan live-action. Oleh sebab itu, alih-alih membangkitkan nostalgia, eksistensi The Lion King live-action justru membuat Stephan kecewa.
Lebih jauh lagi, Stephan juga menilai keputusan Disney untuk meracik The Lion King live-action didorong oleh hasrat mereka untuk menambah pundi-pundi studio.
Sebagai seorang seniman, Stephan pun kecewa dengan motivasi berkarya Disney yang digerakkan oleh uang. Padahal Stephan tahu betul kalau studio Mickey Mouse ini dulunya lebih mengutamakan nilai seni dan orisinalitas.
Usai menyaksikan live-action, Stephan juga tak lupa memberikan opininya. Menurutnya, unsur realisme yang terlalu kental di film, terutama untuk bagian ekspresi karakter yang seolah dihilangkan, membuat live-action ini terasa mencederai pesona The Lion King itu sendiri.
“Rasanya menyedihkan melihat pemegang saham kini bisa memutuskan film apa yang hendak dibuat. Sekarang Disney telah berubah, dan perubahan ini mengatakan kepada Anda,’Ya, kami hanya ingin menghasilkan uang.’ Itu mengecewakan sebagai seniman, (apalagi) dulunya ini adalah studio yang dibangun di atas orisinalitas dan seni,” tutur Stephan.
“Saya baru saja menonton film live-action tersebut (The Lion King). Film ini seolah mengatakan,’mari hapus ekspresi para karakter sepenuhnya. Buat film ini senyata mungkin’. Menurut saya, (pendekatan) itu malah melemahkan filmnya,” lanjut Stephan. (Sumber: The Huffington Post)
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!