Satria Dewa Universe atau Jagat Satria Dewa merupakan semesta sinema yang merangkum kisah Mahabharata. Dijadwalkan film pembukannya yang berjudul Gatotkaca akan rilis tahun 2023. Umumnya kisah ini memiliki banyak versi dan tentu tidak banyak yang ingat tentang kisah paling mahsyur ini.
Nah, kalian kenal ngga sih sama semua karakter yang anak muncul di filmnya nanti? Yuk kenalan dengan mereka!
1. Gatotkaca
Gatotkaca, karakter yang satu ini merupakan karakter pembuka di semesta Satria Dewa. Yang akan diperankan oleh Rizky Nazar di filmnya nanti.
Gatotkaca dalam epos Mahabharata, dia merupakan anak dari Bima yang juga keluarga dari Pandawa. Ibunya bernama Arimbi yang berasal dari bangsa Raksasa. Gatotkaca dalam versi Mahabharata dalam judul Dronaparwa dikisahkan sebagai seorang raksasa yang tewas saat melawan Karna, salah satu keluarga Korawa.
Di versi Jawa, dari naskah Kakawin Bharatayuddha, Gatotkaca juga tewas melawan Karna akibat dari senjata Karna yang diberi nama Kontawijaya. Gatotkaca merupakan karakter yang terkenal sangat kuat, apalagi saat malam hari.
2. Bima
Bima adalah anak dari Kunti dan Pandu. Bima yang terkenal kuat, tangguh, jujur, patuh dan ditakuti musuh-musuhnya ternyata memiliki hati yang lembut dan penyayang. Dalam versi Pewayangan Jawa dikatakan Bima menganggap semua orang sama derajatnya.
Pada peperangan Barathayudha, Bima memimpin pasukan Pandawa menghadapi para sepupunya, Korawa. Ia bertarung menggunakan gada dan bertempur habis-habisan melawan Duryodona.
Dalam perjalanan asmaranya juga ia menikahi tiga wanita yang antara lain adalah Dewi Arimbi yang kelak melahirkan Gatotkaca. Dewi Nagagini yang melahirkan Arya Anantareja, serta Dewi Urangayu yang nantinya melahirkan Arya Anantasena. Gokil nih Bima, hahaha.
3. Arjuna
Arjuna, seorang pemanah terhebat di dunia yang juga merupakan murid kesayangan Drona. Arjuna anak bungsu dari Kunti dan Pandu.
Dalam pewayangan Jawa, Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Bagi generasi tua Jawa, Arjuna adalah sosok lelaki seutuhnya.
Arjuna juga bukan tanpa pesaing. Tercatat Ekalawya yang seorang pemburu biasa mampu menandingi kemampuan Arjuna bahkan tanpa guru sekalipun. Hal ini sempat membuat Arjuna murung karena demikian bukan dia satu-satunya pemanah terhebat di muka bumi. Tapi gelar itu ia pertahankan kembali setelah Ekalawya memotong jempolnya untuk diserahkan ke Drona sebagai syarat untuk menjadi muridnya.