Jika kamu pernah menonton film Air bud (1997) yang berkisah mengenai persahabatan seorang anak lelaki dengan anjingnya, maka film ini tidak akan terasa asing lagi untuk kamu. Ada juga di Indonesia, seperti apa review June dan Kopi?
June dan Kopi, adalah film drama keluarga Indonesia yang bercerita tentang persahabatan manis antara manusia dan hewan. Meskipun film ini menjadi film kedua di Indonesia yang membahas mengenai fenomena hubungan manusia dan hewan, tapi dijamin film ini engga membosankan dan wajib banget untuk kamu tonton.
Seperti apasih keseruan film ini? Yuk simak review June dan Kopi dari Yunoya berikut ini!
Sinopsis
Aya (Acha septriasa) dihampiri seekor anjing putih yang dikejar oleh sekumpulan anak-anak yang hendak menganggunya, kemudian Aya memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah. Sayangnya, meskipun sang tante (TJ) setuju akan kehadiran anjing liar ini namun Ale sang suami (Ryan Delon) ternyata menolak keras akan keputusan Aya.
Selain telah memiliki peliharaan Anjing bernama Kopi, Ale juga kurang percaya dengan anjing liar. Pandangannya terhadap hewan liar memang jauh berbeda dengan Aya. Meski Aya akhirnya menitipkan June di sebuah pet shop langganannya, ternyata June sang anjing liar yang diberi nama olehnya kembali lagi ke rumah mereka.
Aya dan Ale yang akhirnya kembali dikaruniai seorang anak, menjadi sebuah masalah baru untuk June. Karena rasa trauma June pada anak-anak lah yang membuat masalah ini menjadi cukup rumit. Nyatanya June memang masih belum bisa menerima kehadiran Karin di rumah sebagai anggota keluarga baru, hingga akhirnya waktu berlalu June mulai percaya pada Karin.
Karin dan June menjadi sahabat karib yang selalu bersama, June juga membantu banyak hal untuk Karin. Mulai dari berjalan menaiki tangga, hingga mengerjakan PR. Hingga akhirnya, saat liburan keluarga Karin malah terjebak seorang diri di dalam hutan yang gelap. Lalu mampukah June menolongnya? dan menemaninya lagi?
Kisah sederhana yang manis dan hangat
Jika kamu berharap film ini penuh dengan aksi-aksi keren dari June dan Kopi, kamu salah besar. Dalam drama ini June dan Kopi adalah anjing yang sangat pintar dan manis, memberikan kesan yang begitu hangat bagi penonton. Kopi si anjing pendiam yang sering membantu June, sedangkan June adalah anjing yang super duper aktif menjadikan mereka sebagai sahabat yang karib.
Kisah keluarga antara Aya, Ale dan Karin juga begitu sederhana. Ale yang seorang karyawan swasta, sedangkan Aya seorang komikus yang mulai menulis komiknya secara individu dan selalu bekerja di rumah membuat film ini benar-benar cocok menjadi tontonan keluarga.
Dan kisah utamanya adalah, persahabatan antara Karin dan June yang begitu hangat. June yang menolong Karin saat sakitnya mulai kambuh, June juga yang menjaga Karin, hingga rela menyusul keluarga mereka saat sedang berlibur. Tentunya membuat siapa saja yang menonton akan merasa begitu hangat, dan pastinya kisah ini akan relate bagi sebagian masyarakat yang memang telah bersahabat dengan hewan. Entah Kucing, Anjing, Burung bahkan Ikan.
Meskipun sederhana, alurnya cukup tidak terduga. Penulis bahkan 3x salah dalam menebak jalan cerita dan akhir alur, hingga menjelang film selesai. Intinya, kalau kamu ingin menonton film ini siapkan tisu yang banyak yaa!
Review June dan Kopi dalam Sebuah Proses Produksi
Semua penonton pasti tau bahwa June dan Kopi pasti telah melewati masa pelatihan sebelum film ini dimulai, sama seperti film-film barat umumnya yang benar-benar melatih hewan untuk berakting. Film ini juga melakukan hal yang sama, bedanya, June dan Kopi ternyata adalah seekor Anjing jalanan yang ditemukan di tempat penampungan dan dilatih selama 2-3 bulan sebelum film ini di produksi.
Film yang disutradarai oleh Noviandra Santoso ini mengambil kisah pribadinya yang pernah ia lalui, Kopi adalah gambaran anjing peliharaan yang bernama Cody, dan June adalah gambaran dari anjing adopsinya yang memiliki 3 anak dan begitu takut dengan laki-laki. June adalah anjing jenis Mongrel Street, sedangkan Kopi adalah anjing jenis Staffordshire Terrier.
Dalam konfrerensi pers virtual, (25/1) Noviandra mengungkapkan bahwa naskah film ini telah ia buat jauh sebelum menemukan sosok June dan Kopi, ia bahkan membutuhkan wkatu yang cukup lama untuk menemukan pemeran anjing yang cocok dari shelter. “Pas nulis, aku bebas engga ada ekspektasi terhadap anjing yang bisa dilatih apa engga. Sebelum ketemu June dan Kopi, kami menghabiskan waktu sekitar enam bulan di shelter, engga ketemu-temu. Kami saat itu engga tau apa yang dicari” – Ungkap Noviandra
Kemudian ia berkonsultasi langsung dengan pelatih hewan dari Amerika Serikat.
“Mereka bantu kami untuk musti lihat pelatihan itu shot by shot. Setiap shot di layar, maunya kelihatannya seperti apa sih? Karena tidak bisa ngomong, jadi perlu ada latihan gesture untuk bisa convey emosi” – tambahnya. Dan alasan Novi memilih anjing dari tempat penampungan adalah karena selama ini ia melihat banyak anjing yang terlantar dan membutuhkan keluarga hangat yang siap menerima mereka.
Selama proses produksi film ini, tentu banyak kesulitan yang mereka lalui salah satunya adalah pelatihan untuk June dan Kopi dalam berakting.
Bagaimana June dan Kopi mampu mendengar pelatihnya dari jarak jauh, bagaimana cara mereka berekspresi saat diajak bicara oleh para pemain, hingga bagaimana cara mereka menatap. Karena kalau kamu telah menonton film ini, kamu pasti tau bahwa mereka memang benar-benar seolah mengerti apa yang diucapkan oleh para aktor.
Misalnya ketika Ryan delon menegur Kopi, ia mengeluarkan ekspresi bersalah dengan cara menunduk. Atau ketika June yang takut dengan anak-anak, dan harus berhadapan dengan seorang anak lelaki yang akhirnya menolongnya.
Sebuah Harapan
Film June&Kopi adalah film kedua setelah Boni dan Nancy (1974) yang bercerita tentang persahabatan seorang anak kecil dengan hewan peliharaannya. Tentunya, ada banyak harapan yang ingin disampaikan dalam film ini. Apalagi perspektif masyarakat terhadap hewan liar, terutama anjing masih sangat-sangat penting untuk dibahas.
Masih banyak yang menganggap bahwa mereka tidak layak diperlakukan dengan baik, ada juga yang sering menyiksa mereka, dan lainnya. Padahal semua hewan sama, mereka membutuhkan perhatiaan dan kasih sayang. Sayangnya, tidak semua hewan seberuntung June dan Kopi, yang akhirnya bisa menemukan keluarga baru yang hangat.
Sebagai pecinta hewan, Noviandra dan Ryan delon memiliki pendapat yang sama, bahwa melalui film ini, dapat terlihat baiknya berbagi rumah dengan hewan.
“Cobalah untuk mencintai hewan dan jangan pernah menjahati mereka” – Ucap Ryan
Begitupun Acha septriasa, yang berharap agar film ini dapat membuka mata para pecinta anjing agar lebih memperlihatkan peliharaan mereka dan menumbuhkan respect bagi yang tidak memilikinya.
“Semoga mereka bisa merasakan apa yang saya rasakan ketika pertama kali bertemu dengan June dan Kopi” – Ucap Acha
Nah, itu dia review June dan Kopi. Kamu bisa cari tau lebih lanjut mengenai mereka melalui instagram @JuneKopi loh. Yuk simak kelucuan mereka dengan menonton filmnya sekarang, jangan lupa untuk menonton filmnya secara resmi melalui Netflix atau layanan streaming resmi lainnya yaa.
Setelah membaca review June dan Kopi, yuk dukung terus perfilman Indonesia, dengan menghindari tontonan bajakan yaa.
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!