Skylar Universe bisa dikatakan lebih dahulu membuka jagat sinema di Indonesia. Walau berhentinya nyaris menyentuh enam tahun, tapi upaya untuk melanjutkan semesta ini kembali terlihat. Salah satunya adalah Valentine, seperti apa review Valentine?
Jadi, bagaimana aksi Srimaya alter ego dari Valentine ini membuat kita terpana? Apakah pantas untuk mendapatkan sekuelnya? Yuk baca di bawah ini, ya!
Adaptasi komik nampaknya sudah menunjukan eksistensinya saat pertama kali preview film Valentine diluncurkan. Valentine bisa dibilang menjadi yang pertama mengeksekusi konsep ini sebelum Bumilangit gagal mengandeng kesepakatan dengan Hanung Bramantyo untuk menyutradari Gundala yang digadang-gadang akan muncul saat itu.
Valentine hadir untuk pertama kalinya sebagai wanita cantik tapi keras untuk urusan harga diri. Skylar pintar mencari aktris untuk memerankan Valentine yang menurut gue pribadi sudah lebih dari cukup. Pembukaan film yang solid tanpa basa-basi membanjiri bagian perbagian.
Untuk pakaian yang digunakan terlihat sederhana tapi sudah lebih dari apa yang gue harapkan. Warna ungu memang cocok untuk petarung jarak dekat seperti Valentine yang cenderung bergerak cepat dalam waktu yang singkat.
Kelebihan ini niscaya mempermudah geraknya dalam menghalau lawan disertai lemparan borgolnya yang memorable itu. Untuk latarnya sangat wah mengingat Batavia City adalah kota fiktif seperti halnya Kota Tenggara pada Joko Anwar Universe.
Perlu gue akui pengenalan karakter di film ini cenderung terbatas dan terkesan nanggung walau pada intinya gue tahu siapa-siapa saja karakter yang ada di dalamnya.
Tapi itu ditutupi oleh kontribusi Matthew Settle yang menurut gue sangat natural seperti artis barat kebanyakan. Adegan aksi di film ini jangan diragukan lagi kualitasnya, bahkan Estelle Linden sebagai Srimaya yang dasarnya tak mempunyai pengalaman fighting yang mumpuni mampu memberikan performa terbaik sepanjang adegan baku hantam terjadi. Dan jangan lupakan aksi kejar-kejaran yang menurut gue sangat menghibur.
Untuk peran antagonisnya gue menyayangkan Ahmad Affandy sebagai Shadow terlalu sedikit menampilkan aura seorang penjahat berbahaya.
Tapi demikian gue kagum bagaimana Skylar merubah image Ahmad Affandy yang dulunya seorang aktor sinetron menjadi villain paling dingin sejauh ini. Bahkan suaranya jauh lebih mengerikan dan lebih menekan.
Valentine telah menjadi pembuka yang epik walau tidak sesempurna yang dibayangkan. Untuk penggunaan efek komputer sejak sedari awal gue hanya perlu mengingat budget film ini tidak sebesar ekspetasi kita ketika melihat posternya.
Tentu saja kita patut bersyukur karenanya Skylar tak perlu repot-repot mengulang universe-nya karena sudah pasti Valentine telah menjadi pondasi yang kokoh.
Menarik bagaimana kita kembali melihat proyek serial yang akan mereka buat kedepannya. Dan ya, tentu saja, sekuel pantas kita dapatkan. Filmnya bisa kalian tonton di layanan streaming legal, HBO Go.
Jadi itulah ulasan kami untuk film Valentine. Apakah kamu setuju dengan kami? Berikan komentar dan bagikan ke teman-temanmu, ya!
Ingin tahu informasi tentang Pop Culture dan Lifestyle lainnya? Cek terus Yunoya Media dan like fanpage Facebook Yunoya Media di sini, ya!